Monday, September 19, 2016

9 Kesalahan Dalam Membaca Label Nutrisi Makanan Kemasan



Sobat tahu bahwa membaca label makanan adalah hal yang sangat penting. Selama ini, ketika membaca label, hal-hal apa sajakah yang paling Sobat perhatikan? Kandungan gula dan kalori? Itu saja belum cukup karena ada hal-hal penting yang perlu Sobat perhatikan.

Selain itu, mungkin saja selama ini Sobat salah memahami
berbagai istilah yang tertulis pada label produk makanan. Misalnya, istilah 'dikurangi' dengan 'rendah' - keduanya merujuk pada arti yang berbeda. Inilah sembilan kesalahan yang dilakukan banyak orang ketika membaca label produk makanan.


1. Sobat bingung perbedaan istilah "dikurangi" dengan "rendah"



Mengurangi sodium tidak berarti rendah sodium. Misalnya kecap yang dikurangi kadar sodiumnya hingga 25 persen lebih sedikit dari kecap biasa, tapi masih merupakan produk tinggi sodium.

2. Sobat hanya melihat jumlah total gula



Orang lebih sering melihat berapa gram gula yang terkandung dalam satu produk dan berhenti di situ. Ya, jumlah total gula memang penting, tapi Sobat harus lebih memerhatikan bahan pemanis lainnya seperti sirup jagung atau gula putih.

Khusus untuk susu, mereka mengandung gula alami yang disebut laktosa. Biasanya, gula alami datang bersama dengan serat dan protein, sehingga membutuhkan waktu lebih lama untuk dicerna oleh tubuh dan tidak terlalu , menyebabkan lonjakan gula darah.

3. Sobat mengabaikan istilah 'serving size' atau 'porsi'



Satu bungkus bahan agar-agar, bukan berarti Sobat mengolahnya menjadi hanya satu porsi. Bisa jadi, satu bungkus agar-agar dimaksudkan untuk menjadi 3-4 porsi.

4. Sobat berpikir 'bebas gula" adalah hal yang terbaik



Produk bebas gula belum tentu benar-benartanpa gula dan lebih baik dari produk makanan yang rasanya manis.

Khusus untuk makanan impor dari Amerika Serikat, FDA atau Badan Pengawas Obat dan Makanan di sana menetapkan bahwa tambahan lima gram pemanis per porsi, tetap bisa dikategorikan sebagai bebas gula.

5. Sobat menganggap 'rendah kalori' adalah segalanya



Produk rendah kalori tampak ideal ketika Sobat sedang mencoba untuk tetap dalam kisaran kalori tertentu.

Tapi, ada hal yang juga penting, yaitu kualitas kalori Sobat. Pilih label bertuliskan 'whole' atau 'utuh' dan 'unprocessed' atau minim pengolahan untuk mendapat jumlah nutrisi yang lebih baik.

6. Sobat tidak mencari daging tanpa lemak



Tidak yakin bagaimana menemukan daging tanpa lemak? Label yang mengatakan 90/10 berarti bahwa 10 persen dari berat produk berasal dari sumber-sumber lemak hewan.

7. Sobat mengabaikan nilai persentase harian nutrisi yang penting



Ketika melihat nilai persentase harian untuk serat dan protein, mungkin kita bisa kesulitan menentukan produk mana yang benar-benar unggul.
Ikuti saja aturan praktisnya, lima persen atau kurang dianggap rendah dan 20 persen atau lebih dianggap tinggi. Jadi, jika pada label tertulis lima persen vitamin C, artinya produk itu rendah vitamin C.

8. Sobat membeli roti yang mengatakan "terbuat dari biji-bijian"



Menurut FDA, saat ini tidak ada standar untuk mengidentifikasi isi biji-bijian dalam satu jenis makanan. Roti dengan label "teribuat dari biji-bijian" bisa saja sebenarnya berisi tepung dengan sedikit biji-bijian.
Tapi produk yang berlabel "100 persen gandum" atau "10 gram gandum" harus mematuhi pernyataannya tersebut demi hukum.

9. Sobat mengagungkan produk berlabel 'natural'



Alami atau natural tidak identik dengan sehat. Makanan yang alami mungkin tidak mengandung pewarna buatan atau zat aditif, tetapi bisa saja mereka sarat akan gula, sodium, atau lemak.
Baca keseluruhan label untuk mendapat gambaran keseluruhan nilai gizi dan kalori serta bahan-bahan yang mungkin merusak kesehatan, pada produk makanan yang Sobat pilih.



Sumber : Healthy Kompas

No comments:

Post a Comment